Home » » BENCANA KEMANUSIAAN DI GAZA MENJULANG DI TENGAH CENGKERAMAN KRISIS BAHAN BAKAR MINYAK

BENCANA KEMANUSIAAN DI GAZA MENJULANG DI TENGAH CENGKERAMAN KRISIS BAHAN BAKAR MINYAK

Written By learnforex on Minggu, 21 Juli 2013 | 13.36

 Oleh: Rana Setiawan (Abu Abdurrahman)*

Selama lebih dari enam tahun berturut-turut, Jalur Gaza berada dalam mimpi buruk akibat blokade Israel berkelanjutan yang menguras kelangsungan hidup sekitar 1,7 juta penduduk Gaza.

Setelah Hamas memenangkan pemilu pada 2006, sejak Juni 2007, Israel telah memperketat blokade jalur darat dan laut untuk mengisolasi Jalur Gaza dari akses keluar masuk menuju Tepi Barat, termasuk kota Al-Quds di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Krisis di Gaza meningkat terutama pada penutupan satu-satunya penyeberangan komersial menghubungkan arus barang dari Tepi Barat yang dikontrol penuh Israel di sebelah selatan Jalur Gaza, Perbatasan Karem Abu Salem.

Sementara perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu penyeberangan melalui darat yang tidak dikontrol oleh Israel. Melalui pintu perbatasan inilah warga Gaza dapat terhubung dengan dunia luar. Namun, perbatasan Rafah hanya menjadi jalur perlintasan orang untuk keluar masuk Gaza-Mesir.

Rakyat Palestina di Jalur Gaza terpaksa menggunakan terowongan sebagai satu-satunya urat nadi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka akibat blokade Israel tersebut.

Bencana kemanusiaan semakin jelas menjulang setelah militer Mesir menghancurkan atau menutup ratusan terowongan bawah tanah yang berbatasan langsung dengan Gaza.

Pertanyaan yang kini menghantui warga Gaza adalah apakah kerusuhan politik Mesir akan terus mempengaruhi akses untuk memperoleh kebutuhan pokok hidup mereka, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM), yang kini tidak lagi bisa mencapai terowongan Gaza?

Hasil investigasi tim MINA (Mi'raj News Agency) di Jalur Gaza melaporkan, hampir seluruh terowongan sementara ditutup militer Mesir setelah kudeta militer terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi pada Rabu (3/7).

Panglima militer Mesir, Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi, Senin (15/7), telah memberikan arahan kepada stafnya, Mayjen Taher Abdullah untuk menghancurkan terowongan yang menghubungkan Gaza dan Mesir selama beberapa hari ke depan sebelum memulai operasi keamanan di Sinai dengan menggunakan buldozer atau membanjirinya.

Tempat penyimpanan BBM yang berada di Sinai, Mesir yang terletak tidak jauh dari Gaza telah dimusnahkan sepenuhnya oleh militer Mesir. Pipa-pipa penyaluran bahan bakar yang berada di dalam terowongan pun tak luput dari ‘operasi keamanan’ yang dilakukan militer Mesir.

Dalam laporan yang ditulis editor kantor berita berbasis di Jalur Gaza, Alray, Abdulrahman Murad, kekurangan BBM telah berdampak pada sektor lingkungan, kesehatan, dan transportasi Jalur Gaza.

Jalur Gaza menjadi sangat lumpuh, menggambarkan makin memburuknya situasi kemanusiaan di daerah kantong yang terkepung itu. Selama ini, mayoritas 1,7 juta penduduk Gaza harus memilih menggunakan BBM dari Mesir yang relatif lebih murah harganya.

Namun, Kepala Direktorat Minyak dan Gas Bumi Palestina di Jalur Gaza, Abdul Nasser Muahnna pada pekan lalu mengatakan, sindikat pompa bensin Gaza yang telah mengurangi ketergantungan pada pasokan BBM dari Israel di masa lalu, kini terpaksa meminta Israel memberi kesediaan BBM demi mencegah kekurangan pasokan.

Perlu diketahui, selain terowongan, warga Gaza bisa mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok melalui pedagang Israel, akan tetapi harganya sangat mahal, dan tidak semua orang mempunyai akses kesana.

Lingkungan Terancam

Krisis air di Gaza bukanlah hasil dari situasi hari ini. Sebuah laporan PBB yang dikeluarkan pada Agustus 2012 memperingatkan bahwa Jalur Gaza menghadapi krisis air yang akan segera menjadikan Gaza "tidak layak ditempati".

Laporan tersebut menunjukkan bahwa pencemaran berat dari air asin dan air limbah telah meninggalkan aquifer (cadangan air) yang sangat terkontaminasi dan tidak layak minum. Aquifer  adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air.

Air bersih di Gaza berasal dari sebuah pabrik desalinasi (tempat pengubahan air laut menjadi air tawar). Saat ini hanya 10 persen saja air di sana yang layak minum.

Dewan Kota Gaza mengumumkan beberapa hari lalu bahwa krisis BBM lanjutan akan mempengaruhi sektor vital dan kemudian segera menyebabkan bencana kemanusiaan.

Juru bicara dewan kota mengatakan bahwa, pembangkit listrik menjalankan 57 pompa limbah di Gaza dengan sangat bergantung pada solar. Pompa limbah itu tidak akan bekerja sejauh krisis BBM tidak mereda.

"Daerah sekitar pompa limbah itu akan terpengaruh," tegasnya, seraya menambahkan bahwa Dewan Kota Gaza sekarang memompa limbah dalam jumlah besar ke laut karena kelangkaan solar.

Selain itu, air sumur berjumlah 190 muara merupakan sumber utama air bagi warga Gaza untuk kebutuhan minum, pertanian, dan rumah tangga yang penggunaan dasarnya bergantung pada generator diesel.

Sementara layanan pengumpulan limbah padat juga terganggu karena masalah bahan bakar yang makin meluas. Kepala Departemen Kesehatan dan Lingkungan Kota Gaza, Abdel Rahim Abu Qumbuz mengatakan bahwa 50 persen dari pengumpulan sampah pada kendaraan yang mengangkut lebih dari 1.500 ton sampah setiap hari dari lingkungan dan jalan-jalan Jalur Gaza ke tempat pembuangan sampah telah ditangguhkan pekerjaannya.

"Akumulasi Ribuan ton limbah berbahaya dapat menjamin penyebaran berbagai penyakit menular yang disebarkan oleh tikus dan lalat," ungkap Abu Qumbuz.

Menteri Pemerintahan Daerah di Jalur Gaza, Mohammed al-Farra, pada Kamis (18/7), memperingatkan bahwa bencana lingkungan kemungkinan muncul dalam waktu dekat di mana Bantuan badan internasional United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) baru-baru ini berhenti untuk mensponsori dewan kota Gaza dalam menyediakan solar bagi kendaraan pengumpulan sampah.

Bersamaan dengan krisis bahan bakar diesel yang dihadapi kementerian, apa yang memperparah masalah, Al-Farra menambahkan, adalah bahwa donor Internasional mengingkari komitmennya untuk mendukung sektor kebersihan, dan menghentikan dukungan bagi pengemudi dan petugas kebersihan jalan.

"Sebagai alternatif bagi kendaraan bertenaga diesel, kita sedang berusaha merekrut 1.000 petugas kebersihan yang disediakan di mana 50 persen dari mereka memiliki gerobak roda empat, agar kota terus bekerja dalam meningkatkan tingkat kebersihan di Jalur Gaza.

Pelayanan Kesehatan Lumpuh

Sektor kesehatan juga terpengaruh akibat krisis BBM. Departemen Kesehatan Palestina memperingatkan terhadap kekurangan akut jumlah persediaan BBM untuk menjalankan pembangkit listrik yang memasok daya bagi rumah sakit, bank darah, pusat kesehatan masyarakat, dan laboratorium kesehatan di Jalur Gaza.

Sejak blokade Israel, pemadaman listrik terus berlanjut di Jalur Gaza. Jalur Gaza telah mengalami pemadaman hingga 18 jam akibat instalasi pembangkit listrik Gaza berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra mengatakan bahwa layanan kesehatan keseluruhan secara langsung dirugikan oleh krisis BBM saat ini. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit umum, klinik medis, laboratorium, dan bank darah membutuhkan jumlah persediaan hampir 10.000 liter solar per bulan untuk mengoperasikannya, di mana 150.000 liter bensin per bulan untuk menjalankan alat transportasi, seperti ambulan.

"Ketika krisis muncul, Kementerian Kesehatan Palestina telah memakai cadangan bahan bakar darurat dengan kapasitas setengah juta liter bahan bakar, kini hanya 20 persen yang tersisa," jelas jelas al-Qidra.

Al-Qidra menunjukkan bahwa kementerian telah merancang rencana untuk merasionalisasi konsumsi harian BBM yang berada di level terendah, sehingga pembangkit listrik bisa bekerja dalam jangka waktu lama.

"Kami telah menjadwal ulang pergerakan ambulan dan jasa transportasi pada umumnya seminimal mungkin dan bekerja hanya selama keadaan darurat. Kita takut konsekuensi pada pasien Palestina jika krisis terus berlanjut, karena ada 579 pasien, termasuk 15 anak-anak, dengan pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis 1.800 sesi per pekan, juga sekitar 110 bayi berbaring dalam inkubator," ungkap al-Qidra.

Angkutan Umum Dinonaktifkan

Kementerian Transportasi dan Komunikasi Palestina mengatakan, Selasa (16/7), dalam terang dampak dihentikannya penyaluran BBM ke Jalur Gaza melalui terowongan perbatasan, lebih dari 70.000 pengemudi taksi menjadi pengangguran.

Juru bicara kementerian, Khalil Zayan mengatakan pada konferensi pers yang diadakan Kamis (18/7) di Gaza bahwa sekitar 20.000 kendaraan umum dan 30.000 kendaraan pribadi telah terganggu akibat ketiadaan pasokan BBM.

"Banyak kendaraan berhenti bekerja sepenuhnya, karena ketidakmampuan untuk mengangkut barang dan bahan dasar ke pasar," ungkap Zayan.

Sebagai akibat dari krisis BBM itu, kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan dan bahan bangunan tidak dapat diangkut ke tempat tujuan mereka.

Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, mendesak pihak berwenang Mesir untuk menawarkan alternatif lain untuk menyalurkan barang terutama kebutuhan pokok ke Jalur Gaza.

Haniyah juga menempatkan penekanan besar pada perlunya menemukan jalur perdagangan baru sebagai alternatif dari terowongan yang telah dihancurkan oleh militer Mesir.

Berdoa untuk Saudara Kita di Gaza

Tidak banyak yang bisa kita lakukan. Sungguh, kita sangat geram, sedih sekaligus menyesal bahwa tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk Saudara kita di Jalur Gaza. Ketahuilah kewajiban yang paling minimal yang harus terus dilakukan oleh setiap umat Islam adalah berdoa. Doa bukan perkara ringan. Doa merupakan salah satu senjata penting kaum muslimin. Doa orang beriman kepada saudaranya tanpa sepengetahuan mereka adalah maqbul.

Maka, urgensi dari berdoa terutama dalam bulan Ramadhan ini karena hal itu meningkatkan kemungkinan doa kita diterima. Maka perbanyaklah kita berdoa dalam bulan Ramadhan terutama untuk saudara kita, rakyat Palestina dan Pembebasan Masjid Al-Aqsha. Percayalah, kemenangan Islam dan Ummat Islam pasti terjadi, sebab itulah skenario Allah. Wallahu 'alam Bisshawab. (T/P02/R2).

0 komentar:

Posting Komentar