Home » , » Maher Al-Assad,Tokoh Dibalik Serangan Senjata Kimia di Suriah

Maher Al-Assad,Tokoh Dibalik Serangan Senjata Kimia di Suriah

Written By learnforex on Selasa, 27 Agustus 2013 | 20.43


Maher Al-Assad yang merupakan  adik kandung Presiden Bashar al-Assad ditenggarai sebagai salah satu otak kekejaman konflik Suriah. Maher al-Assad diduga kuat sebagai salah satu tokoh dibalik serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Ghouta baru baru ini.

Maher sudah lebih dari setahun ini tidak kelihatan di Suriah. Namun, Maher diduga masih jadi orang kuat di kemiliteran Suriah. Bahkan Maher disinyalir berada di balik penyerangan senjata kimia di Ghouta yang menewaskan lebih dari 1.700 orang, seperti dikutip dari The Guardian (24/08/2013).

Pasukan Maher terkenal akan kekejamannya. Kekejaman ini tidak akan dilupakan oleh warga Deraa yang sekarang kebanyakan tinggal di pengungsian di kota Zaatari, Yordania.

“Maher adalah iblis. Dia secara pribadi ingin memusnahkan kami karena kami menentangnya. Dia mendapat kesenangan dari situ. Apakah kau melihat videonya di penjara?” kata Khaled Othman, salah satu pengungsi, seperti dikutip dari VivaNews (27/08/2013).

Othman merujuk pada kerusuhan di penjara Saidnaya tahun 2008. Saat itu, 400 tentara ditawan oleh 10.000 napi. Maher mengeluarkan perintah bunuh, baik napi dan tentara yang disandera ikut tewas.

Maher menggunakan kamera ponselnya untuk merekam mayat-mayat tersebut, beberapa dari mereka terpotong-potong, beberapa kepalanya hancur. Adik ipar Maher, Majd al-Jadaan, yang tinggal di pengasingan di Washington DC membenarkan bahwa yang mengambil gambar itu adalah Maher.

Maher terakhir terlihat beberapa pekan sebelum ledakan di ruang rapat di Damaskus, Juli tahun lalu, yang menewaskan adik ipar Assad, Assef Shawkat. Terbunuh juga pada insiden itu menteri pertahanan dan beberapa anggota pejabat pemerintahan Assad.

Menurut rumor, saat itu Maher juga tengah berada di ruang rapat tersebut. Abdullah Omar, mantan juru bicara kepresidenan Suriah yang membelot September lalu mengaku melihat Maher datang ke Istana dengan keadaan cacat. Sebagian kaki dan tangannya diamputasi.

Namun rumor ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Yang jelas menurut seorang diplomat senior Turki, Maher masih hidup dan memerintah militer. “Dia masih hidup dan memerintah. Divisi ke-4 masih menjadi salah satu unit tempur terbaik Suriah,” kata diplomat ini.

Maher juga anggota senior Partai Baath dan menempati posisi sentral di kepolisian Suriah. Jabatan pentingnya yang lain adalah sebagai Komandan Divisi Ke-4 Pasukan Bersenjata Suriah sejak tahun 2000 dan Garda Republik.(bumisyam)

0 komentar:

Posting Komentar