Oleh : Zulfi Akmal
Dikisahkan seorang perempuan hidup bersama anak semata wayangnya dengan bahagia. Sampai suatu hari takdir berkehendak lain, Allah menghendaki anak kesayangannya lebih dulu kembali kepada-Nya.
Perempuan itu sangat sedih dengan kematian anaknya. Akan tetapi ia tidak berputus asa. Dia pergi menemui orang bijak di kampungnya dan meminta kepadanya supaya menunjukkan suatu cara untuk menghidupkan kembali anaknya. Dia akan bayar berapapun biaya yang harus dia keluarkan.
Orang tua bijak itu menghela nafas panjang dan memutar otaknya. Sejurus kemudian ia berkata: "Kamu meminta sesuatu yang bisa mengembalikan anakmu supaya hidup lagi.......?
Baiklah, tidak ada masalah. Hanya aku minta kepadamu untuk mendatangkan kepadaku satu biji-bijian apapun. Dengan syarat biji itu berasal dari sebuah rumah yang tidak pernah ditimpa kesedihan selama hidupnya.
Dengan penuh semangat ibu itu mengitari seluruh rumah di kampungnya untuk mencari benda yang ia tuju. Sebuah bijian yang berasal dari rumah yang tidak pernah mengenal kata sedih.
Salah satu pintu rumah ia ketok. Dari sana keluar seorang perempuan muda. Langsung saja ia bertanya: Apakah rumah ini pernah ditimpa kesedihan sebelum ini?
Perempuan muda itu tersenyum pahit. Dia menjawab: Apakah rumahku ini mengenal selain kesedihan?
Dia mengisahkan bahwa suaminya sudah meninggal semenjak satu tahun yang lalu. Beliau meninggalkan 4 orang anak laki-laki dan perempuan yang masih kecil-kecil. Tidak ada pemasukan yang dapat menghidupi anaknya selain menjual perabot rumah yang tinggal sedikit.
Ibu itu terenyuh sekali mendengar penuturan perempuan muda itu. Dia berusaha meringankan beban kesedihannya. Pada akhir kunjungannya terjadi persaudaraan antara mereka berdua. Dan pemilik rumah itu tidak membiarkannya pergi sebelum berjanji untuk menziarahinya di lain waktu. Dia sudah menghabiskan waktu lama semenjak ia membukakan hati untuk menampung pengaduan pertama.
Sebelum matahari tenggelam ibu itu masuk ke rumah ke-2 untuk tujuan yang sama. Akan tetapi kepesimisan cepat sekali menimpa dirinya ketika ia tahu bahwa suami dari pemilik rumah itu lagi sakit parah, dan ia tidak mempunyai makanan yang mencukupi untuk anaknya semenjak beberapa hari.
Langsung saja muncul perasaan ingin membantu di dalam hati ibu itu. Dia segera pergi ke pasar dan menghabiskan semua uang yang ia bawa untuk membeli makanan, sayuran, tepung, minyak dll. Setelah itu ia cepat-cepat kembali dan membantu keluarga malang itu memasak makanan dan menyuapi anak-anaknya. Kemudian pemilik rumah melepasnya untuk kembali pulang setelah menyampaikan harapannya supaya besok hari ibu itu kembali datang membantu mereka.
Ke esokan harinya, pagi-pagi sekali ibu itu sudah mulai mengelilingi kampung untuk mencari satu bijian yang terdapat di rumah yang tidak pernah mengenal sedih. Namun sayang beribu sayang, ia tidak menemukan satupun rumah yang seperti itu kriterianya.
Karena ia seorang yang baik hati, berubahlah bantuan yang ia berikan kepada setiap keluarga menjadikan ia terlibat dengan permasalahan dan kebahagiaan mereka. Dengan berganti waktu jadilah ia teman akrab seluruh menduduk kampung.
Dampaknya, ia betul-betul lupa terhadap apa yang ia cari. Dia sudah lebur ke dalam kesusahan dan permasalahan orang lain. Dia tidak mengira kalau orang bijak di kampungnya telah memberinya sesuatu yang lebih baik untuk menghilangkan kesedihan.
Sekalipun ia tidak mendapatkan sebuah bijian yang berasal dari rumah yang tidak pernah mengenal kesedihan, ia sudah menemukan sesuatu yang lebih ajaib dan lebih bermanfaat serta lebih membahagiakan.
Bahagia bersama orang-orang yang bahagia dan menangis bersama orang-orang yang menangis.
Dia bukanlah sekedar panggilan kemanusiaan supaya tercipta suasana keakraban dan peleburan di antara anggota masyarakat. Dia hanyalah ajakan kepada setiap orang untuk keluar dari belenggu keegoan dan ketertutupan jiwanya. Supaya ia berusahan memberikan sesuatu sekaligus ikut serta dengan lingkungannya yang akan menambah keceriaannya di waktu bahagia. Dan yang akan menghibur serta meringankan kesedihannya di waktu musibah.
Di samping itu, keikut sertaan ini mempunyai faedah langsung buat setiap pelakunya. Bukan sekedar untuk menghilangkan perasaan ego saja, dan menjadikanmu seorang yang dicintai. Lebih dari itu, ia akan menjadikanmu manusia yang lebih bahagia dari keadaanmu yang sudah ada sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar