Musisi Jazz yang pernah meraih Grammy Award, Yusef Lateef meninggal dunia di usia 93 tahun. Lateef meninggal dunia setelah berjuang untuk melawan penyakit kanker prostate yang telah lama dideritanya.
Lateef awalnya dikenal sebagai pemain saksofon yang mampu memainkan nada tinggi dan ayunan kuat. Dia termasuk salah satu musisi yang cukup kreatif dan tak takut untuk menggabungkan berbagai macam instrumen sehingga tercipta nada-nada indah di telinga pendengar.
Pria keturunan afro-amerika tersebut menguasai sejumlah alat musik tiup tradisional dari wilayah berbeda. Seperti arghul dari Arab, seruling fulani dari Afrika Barat, shofar dari Hebrew, dan shenai yang biasa digunakan oleh suku Indian.
Dilansir Los Angeles Times, Kamis (26/12), sejak kecil Lateef sudah dekat dengan dunia musik. Ibunya adalah seorang pemain piano dan keluarganya sangat mencintai musik. Ketika remaja dia kerap bergabung dengan sejumlah musisi jazz di Detroit.
Dia kemudian mengambil kuliah bidang studi komposer di Wayne State University. Pada 1950, pria yang memiliki nama asli William Emanuel Huddleston tersebut masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Yusef Lateef.
Islam tak menghentikan langkah Lateef untuk berkiprah di dunia musik. Justru dia ingin menyebarkan dakwah islam melalui musiknya. Sejak memeluk Islam, pria yang lahir pada 9 Oktober 1920 itu mulai menolak tampil di klub malam dan fokus mengejar mimpinya untuk menciptakan jalur musik sendiri.
Selama empat tahun, Lateef hijrah ke Nigeria dan bekerja sebagai peneliti senior di bidang musik di Universitas Ahmadu Bello. Kemudian, dia kembali ke Amerika Serikat dan mengajar di Universitas Massachussets dan Amherst College. Selain itu, dia juga terlibat dalam sejumlah festival musik di Jepang, Rusia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Lateef telah menelurkan lebih dari 100 album. Salah satu yang terkenal yakni album Yusef Lateef's Little Symphony yang meraih penghargaan kategori Best New Age Album di Grammy Award pada 1987. Dia juga berhasil meraih American Jazz Master oleh National Endowment for the Arts pada 2010.
Dia memiliki ciri khas selalu mengenakan peci dan sorban yang dikalungkan di lehernya. Lateef meninggalkan seorang istri yakni Ayesha Lateef, satu orang putra yang bernama Yusef Lateef, serta beberapa orang cucu dan cicit.
yy/republika.co.id
Home »
KISAH ISLAMI
» William Emanuel Huddleston, Perjalanan Sang Musisi Jazz Muslim Sebelum Tutup Usia
0 komentar:
Posting Komentar