Subhanallah, baru tahu kalau kisah Nabiyullah Yusuf alaihissalam begitu memesona hati dan jiwa. Sangat bertenaga dan luar biasa. Selama ini hanya sedikit pelajaran yang saya ketahui. Namun saat mendengarkan ceramah Dr. Muhammad Al Arifi dalam Multaqa Attaubah yang mengangkat tema tentang nabi Yusuf-itu pun tentang kisah dipenjaranya saja-maka tampaklah mukjizat-mukjizat Alquran dalam ungkapan-ungkapan kata yang dipakai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Di antara ungkapan-ungkapan tersebut adalah;
Kenapa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengungkapkan kata “wa ghallaqatil abwaab” saat istri raja itu mengunci pintu?
Kenapa Allah Subhanahu wa Ta'ala menggunakan kata “wastabaqal baab..” saat nabi Yusuf lari dari kamar istri raja?
Kenapa saat kepergok raja di pintu lalu istrinya langsung berkata, “maa jazaa-u man araada biahlika suu-an illaa an yusjana au ‘adzaabun aliim”, maksudnya kenapa istrinya bilang agar hukumannya adalah dipenjara atau disiksa, bukan dibunuh? Dan jawaban hikmah dari pertanyaan inilah yang paling menarik sebagai bukti ungkapan Allah tentang wanita, “inna kaidakunna ‘adziim”, bahwa tipu daya wanita itu besar. Tapi mana isyarat yang menunjukkan hal itu?
Kenapa Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan penolakan nabi Yusuf saat dipanggil raja untuk menafsirkan mimpinya?
Semoga menjadi tulisan tersendiri nantinya dan dimudahkan oleh Allah untuk berbagi ilmu yang telah dibagikan oleh Dr. Muhammad Al Arifi. Dan yang lebih menakjubkan adalah saat sesi terakhir acara yang diakhiri dengan pengucapan kalimat syahadat oleh pekerja-pekerja dari Cina yang dipandu langsung oleh beliau. Para pekerja dari Cina ini diri’ayah (dibimbing) oleh sebuah yayasan bimbingan masuk Islam yang khusus untuk membimbing para pekerja dari Cina. Dan selama kurang lebih 6 bulan berjalan, telah berhasil menuntun mereka masuk Islam sebanyak 500 orang lebih.
Kira-kira berapa ya pahala para penuntun jalan masuk Islamnya para pekerja itu? Sedang Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang artinya,
“Maka demi Allah, saat Allah memberi hidayah pada satu orang lantaran usahamu, maka hal itu lebih baik bagimu dari unta berwarna merah.” Muttafaq alaih dari jalan Abu Al Abbas Sahl bin Sa’d As Sa’idi.
Pastilah sangat besar, melebihi besarnya komentar-komentar debat.
Fairuz Ahmad.
Alaska, 28 Shafar 1435 H./ 31 Desember 2013 M.
0 komentar:
Posting Komentar