Home » » Dajjal Bermula dari Danau Tiberias?

Dajjal Bermula dari Danau Tiberias?

Written By learnforex on Senin, 26 Agustus 2013 | 00.45


DANAU Tiberias adalah danau air tawar yang terletak di antara bagian bawah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah dan Dataran timur kota Galilea Palestina. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166 km2. Bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 M. Danau ini secara geografis terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis Israel.

Danau yang terletak pada posisi 213 di bawah permukaan laut ini terhitung sebagai danau air tawar terendah di dunia, dan danau kedua terendah secaa umum setelah danau Laut Mati yang berasa asin. Danau Tiberias merupakan sumber pasokan utama kebutuhan air bersih Penduduk Palestina dan penjajah Israel. Selain itu Danau ini merupakan lokasi penting bagi pemeluk Semua agama samawi.



Orang-orang Yahudi membangun permukiman mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat posisinya yang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki,

Wilayah ini pun menjadi kawasan wisata elit bagi militer dan pemerintah Israel.

Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat dan bersenang-senang, sehingga terkenal sebagai tempat berselingkuh para prajurit dan pejabat militer Israel, demikian juga dengan sebagian politisi dan tokoh-tokoh mereka. Demikian sepintas tentang danau Tiberias saat ini.

Adapun keterkaitannya dengan kemunculan Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu menjadi musibah bagi kita semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin dekat, sedangkan kedatangannya itu akan membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di mana saja mereka berada; sebagian besar manusia terkena fitnah tersebut.

Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki surga dan neraka. Dalam keterangan tentang Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah yang terbanyak mendatanginya sehingga para laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka, mengikat mereka dengan kuat, karena takut wanita-wanita itu keluar menemui Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun “alaihi wa sallam bersabda, “Hal yang paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal.”

Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok Dajjal ini, berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Fatimah bind Qais radhiyallahu “anha. Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa dia berkata, “Aku mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam menyeru: Shalat Jama”ah! Shalat jama”ah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka aku pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam, dan aku berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.

Beliau tertawa kemudian berkata,”Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa aku kumpulkan?”

Para Shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau shallallahu “alaihi wa sallam bersabda, “Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keIslamannya dan menceritakan kepada aku kejadian yang sesuai dengan yang pernah aku sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada aku bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?”

Makhluk itu berkata, “Aku adalah Jassasah (Pengintai).”

Mereka bertanya, “Apa itu Jassasah?”

Makhluk tu menjawab, “Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada digedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian.”
Tamim berkata, “Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, “Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?”

Dia menjawab, “Kalian mampu menemukanku, beritahu aku siapa kalian ini!”

Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, “Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, “Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?”

Dia menjawab, “Aku adalah jassasah (Pengintai).”

Kami pun berkata, “Apakah jassasah itu?”

DIA berkata, “Pergilah temui laki-laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian!”

Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan menyangka dia adalah setan.

Laki-laki besar itu berkata, “Beritahukan kepadaku tentang kebun kurma Baisan!” Kami berkata, “Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?”

Dia berkata, “Tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?” Kami berkata, “Ya.” Dia berkata, “Ketahuilah karma-karma itu hampir tidak lagi berbuah.”

“Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!”

Kami pun berkata, “Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?”

Dia berkata, “Apakah di sana ada airnya?”

Kami menjawab, “Danau itu banyak airnya.”

Dia berkata, “Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.”

“Beritahu aku tentang sumber air Zagar!”

Kami berkata, “Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?”

Dia berkata, “Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?”

Kami menjawab, “Ya, airnya banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.”

Dia berkata, “Beritakan kepada aku tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?”

Mereka menjawab, “Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib,”

Dia berkata, “Apakah orang-orang Arab memerangi mereka?”

Kami menjawab, “Ya.” Dia berkata, Apa yang dilakukannya kepada mereka?” Maka kami pun memberitahurnya bahwa telah tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya.

Dia berkata, “Itu sudah terjadi?”

Kami menjawab, “Ya.”

Dia berkata, “Jika demikian maka yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir aku menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.””

Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, “Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah aku pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?” Para hadirin menjawab, “Benar,” Beliau shallallahu “alaihi wa sallam melanjutkan, “Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur!” Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “Maka aku pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam.”

Dengan demikian tidak asing lagi bagi kita semua bahwa turunnya permukaan air Danau Tiberias merupakan salah satu pertanda semakin dekatnya kemunculan Dajjal. Zionis Israel saat ini dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air Danau berkurang secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian bahkan masa depan mereka di bumi penjajahan. Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis membuat garis merah dan garis hitam untuk mengontrol debit air Danau. Sungguh mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16 M. Terakhir Menteri Pertanian Israel menyatakan secara terbuka melalui kantor berita mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan. Berita ini tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi kita umat Islam, karena penurunan permukaan air danau Tiberias adalah salah satu tanda dekatnya waktu kemunculan Dajjal.

Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat, ketika mendengar berita turunnya permukaan air danau Tiberias, beliau menangis dan berkata, “Inilah zaman kemunculan Dajjal.” [lampislam]

0 komentar:

Posting Komentar